Friday, 21 May 2021

Hutan Pinus Sarangan (3)

Lanjutan Part 2

Semua sudah selesai memasak, dilanjut dengan makan hasil masakan, pop mie bila disajikan di udara dingin terutama gunung selalu jadi makanan favorit semua orang.
Sepertinya semua menikmati makanannya, kami berbincang ringan.

    "Ini kok tulisannya Pop Mie PAkai NASi tapi kok nasinya dikit ya?" Aku heran.

Pop Mie PANAS (PAkai NASi) adalah Pop Mie terbaru, ada nasi dan mie dalam 1 cup. Nasi nya sudah pasti nasi instan seperti mie nya.

    "Mas, nemu gak nasinya?"

    "Nemu, tapi cuman dikit" Mas Mifzal masih asyik makan.

Aku ber-ooh pendek, sepertinya aku dan Mas Mifzal memang senasib karena memakan mie yang sama.
Namun saat kuah sudah mulai habis, terlihat di dasar cup nasi nasi yang dari sejak kami cari.

    "Nahhhh.. nih dia nasinya tenggelam rupanya"

    "Wkwkwk"

Kami langsung besar-besaran melahap semua nasi di dasar cup itu. Konon, kalau orang Indonesia belum makan nasi, berarti belum makan.

    "Aidan, cobain dong mie-nya" Aku meminta.

    "Nih, teh" Aidan menyodorkan makanannya.

    "Gantian mie-nya ya" Giliran aku yang menyodorkan mie-ku.

Begitulah, kami bertukar-tukar mie, saling mencoba jenis mie masing-masing. Tanganku menggigil, dingin, aku segera memegang sisi-sisi cup mie yang hangat.

    "Awas tumpah"

    "Ini bersihin nih, kuah nya berceceran"

    "Iiihh, ayah jangan habisin kuahnya"

    "Enaaaak"

    "Mas Mifzal makan belepotan banget sih"

    "Mana cobain mie-nya"

Kira-kira seperti itulah suasana ketika kami makan.

Oya, kami sebelum makan sudah sholat Isya.


Mas Mukhlis menyalakan api unggun, cukup sulit karena gerimis sedang turun.
Diulang berkali-kali, memang ada apinya tapi apinya kecil.
Tanpa basa-basi Ayah menyuruh Mas Mifzal.

"Zal, ini tolong kamu minta ke petugas (HPS) buat nyalain api unggun"

Mas Mifzal menjawab pendek, lalu segera berlari ke petugas HPS.
Saat kembali, wajah Mas Mifzal terlihat seperti dikejar hantu, tapi aku juga tidak tahu apa arti air muka nya.

Setelah menunggu hampir 1 jam, api unggun berhasil dinyalakan. Terlihat wajah-wajah lega semua orang. huft.

Makanan pokok sudah masuk ke perut, bunda membuka tas berisi snack-snack lalu mengambil 2 bungkus makanan.

    "Yeaaay! Marshmallow time.." Aidan sudah menyahut gembira

Camping tahun lalu, kami juga mengadakan Marshmallow time, tak ada yang istimewa, hanya membakar marshmallow yang terkadang hasilnya 'gosong'.

    "Nih, tusuk-tusukin dulu" 

Aku memberi Mas Mifzal tusuk sate, kalian benar, nanti marshmallow ini akan ditusuk ke tusuk sate-nya.

Sudah lumayan banyak mashmallow yang sudah ditusuk, aku berseru senang.

    "Ayah, udah boleh bakar marsmallow nya?" Tanya Aidan.

    "Boleh" Bunda yang menjawab.

Aku sudah mendahului Aidan, buru-buru mengambil marshmallow yang sudah ditusuk, lantas membakarnya, disusul yang lainnya.

    "Yeaaay! Gak gosong"

    "Yaaah.. gosong"

Kami bergiliran mengucapkan 2 kalimat yang sama seperti diatas.
Kadang marshmallow kami terbakar sempurna, kadang hangus dilahap api, malah terkadang ada api menempel di marhmallow nya.

Saat semua marshmallow hampir habis..

    "Lah, ini apa?"
    "Owalah.. bakso nya kelupaan!" Kata Mbak Ulfa

Kami kompak menoleh, terlihat ada 1 bungkus bakso yang belum tersentuh.

    "Oh iya!"

    "Untung Ulfa kasih tau, kalau gak kita gak bakal makan bakso bakar"

Segera Ayah membuka bungkus baksonya dan Mas Mifzal menusuknya.
Kami dari rumah memang sudah berencana membuat bakso bakar, malah saat di perkemahan hampir lupa kalau baksonya belum dibakar.

Semua sibuk bakar-makan-bakar-makan, hingga dalam waktu singkat baksonya habis.

    
    "Yok, sikat gigi" Kata Bunda

Aku mendesah, udara dingin dan perut kenyang habis makan, membuatku MaGer (Malas Gerak)
Ayah dan Mas Mukhlis segera berjalan menuju toilet, Mbak Ulfa entah apa yang dilakukannya didalam tenda, dan seperti biasa Mas Mifzal sibuk dengan hp-nya.
Aku dan Aidan terkantuk-kantuk mengikuti Bunda berjalan ke toilet, alasan kami pergi ke toilet kurang lebih karena memang kami mau pipis.

    "TENDANYA BASAH!"

Kami segera berlari menuju tempat Mas Mifzal berdiri, ingin tahu apa yang terjadi.

    "Kenapa, zal?"

    "Tendanya basah mas"

    "Owalah" Ayah pendek menanggapi.
    "Keringin dulu nih, ada baju kotor buat lap airnya"

Mas Mifzal mengeringkan tenda sementara kami sikat gigi.

    "Mifzal bilang mau tidur di mushola aja" Kata Mas Mukhlis, baru selesai sikat gigi, sekarang giliran Mas Mifzal ke toilet.

    "Oh ya?" Tanya Ayah memastikan.

    "Iya, dia bilang- bla..bla..bla.."

Ah, Mas Mifzal selalu banyak alasan.

    "Yaudah barang-barang kita sebagian pindahin ke tenda Mifzal aja, toh dia mau tidur di mushola" Ayah bicara sekaligus memindahkan barang-barang, diikuti Mas Mukhlis.


    "Selamat malam, Ulfa, Mukhlis" Kata Bunda.

    "Malam, mbak" Jawab Mbak Ulfa.
    "Masih jagain api unggun nih"

    "Hehe, tenang, aman" Mas Mukhlis tertawa kecil.

    "Jangan lupa tidur, khlis" Ayah mengingatkan.


-Semua hening-


Ah.. memang senang berlibur bersama keluarga yang kita cintai,,



Thursday, 20 May 2021

Hutan Pinus Sarangan (2)

 Lanjutan Part 1

Hari mulai gelap, aku mengencangkan jaket, kedinginan. Kami sudah sholat ashar, bergiliran bolak-balik ke toilet, semua kedinginan. Aku berusaha melupakan kejadian beberapa waktu lalu, berusaha tidak tertawa.

    "Yah, itu apa?"

    Aku bertanya pada ayah

    "Itu cuma ulet kecil"

Ayah menjawab pendek menahan tawa melihat Mas Mifzal dengan muka pucat.
Aku memang melihat ulat-ulat kecil, mungkin Mas Mifzal geli.
Otomatis semua tertawa.
Mas Mifzal buru-buru pergi ke toilet.

    "Mas Mifzal mau ke toilet"

Jawabnya setelah aku bertanya ia mau kemana.
Aku tertawa dalam hati.
Mas Mifzal pasti malu.

Setelah puas tertawa, aku kembali sadar, aku belum ke toilet sejak perjalanan, otakku kembali memberi pesan bahwa aku belum ke toilet. Buru-buru aku menyusul Mas Mifzal.

    "Maaass.. Tungguinnn!"


Seperti kebanyakan pendaki, kami tidak mandi, kalian mau mandi dengan air yang menusuk? Aku tentu tidak, wudhu saja sudah dingin, mandi? nope, i give up.

Menjelang maghrib, kami bersantai meluruskan kaki, capek di perjalanan. Aku sementara bergabung dengan tenda Mas Mukhlis, diikuti Aidan, Mas Mifzal sudah didalam lihat hp.

    "Ngapain sih mas?"
    "Ooh lihat Instagram"

Aku orangnya kepo, lantas mengintip apa yang sedang dilakukan Mas Mifzal dengan hp nya.

Mas mukhlis juga membuka hp, teringat sesuatu, aku menyahut

    "Mas, main ludo king dong"

    "Yok boleh" Jawab Mas Mukhlis

    "Mau ikut?" Tanya Mas Mukhlis ke Mbak Ulfa

    "Ikuut.."

Aidan yang masih 5 tahun, tidak tahu cara mainnya, tetap ingin ikut bermain ludo king. Mas Mifzal masih sibuk dengan hp nya, entah apa yang ia lakukan.

    "Zal, main gak?" Tanya Mbak Ulfa

    "Nggak mbak" Jawab Mas Mifzal tanpa menoleh ke arah Mbak Ulfa.

Kami asyik bermain, saat walkey talkey Mas Mukhlis bersuara.

    "Khlis, lagi apa?" Terdengar suara Bunda dari seberang sana, di tenda yang sedang ditempati Ayah dan Bunda juga ada walkey talkey.

    "Lagi main ludo, mbak" Mbak Ulfa yang jawab.

Aku tanpa basa-basi mengambil walkey talkey itu.

    "Halo Bunda.." Kataku disusul Aidan mengucapkan kalimat yang sama.

    "Halo Teteh, Aidan, jangan lupa minum ya.."

Tanganku segera menyambar botol minum, saking semangatnya bermain, aku lupa kalau aku haus dari tadi.

    "Nih, minum" Kataku ke Aidan, Aidan pun minum tak kalah rakus, sudah hampir habis 1 botol aqua kecil.

Tak lama..
BRAK!!!

Sesuatu dari tenda sebelah jatuh di tempat kami duduk, terlihat ada aqua baru dan beberapa makanan, aku yang kebetulan paling dekat pintu keluar tenda, menoleh sambil mengerutkan dahi. Ada apa?

    "Tuh.. ada snack" Jelas Ayah, tersenyum


Kami sholat maghrib di mushola, di HPS ada mushola kecil untuk umum, yang biasa digunakan para wisatawan HPS sendiri. Udara di dalam cukup menghangatkan tubuh bekas basuhan air wudhu yang sudah seperti air es.

Setelah selesai sholat, aku merapikan mukena lalu bergegas keluar memakai sendal, khawatir sendal-ku diinjak-injak yang lain. Suasana cukup gelap, aku berhati-hati berjalan, berusaha tidak terperosok, tadi siang memang hujan cukup deras, membuat tanah jadi becek.

Sesampainya di tenda kami memasak, kalian tau apa makanan favorit pendaki Indonesia? Pop Mie of course. Itu menu paling simple dan paling lezat dimakan di cuaca dingin seperti saat ini.
Aku memilih salah satu pop mie, diikuti Mas Mifzal yang juga memilih mie yang sama.

"Ayah, tolong masakin mie nya"

"Belum bisa ya?" Ayah menjawab

Aku mendengus sebal, tak peduli, tetap meminta ayah memasakkan mie nya, ayah segera memasak mie tanpa bertanya-tanya lagi. Mas Mifzal dengan wajah polos nya melamun, menunggu giliran memasak.

-BERSAMBUNG-





Hutan Pinus Sarangan (1)

Kalian kalau liburan kemana sih?
Mungkin ke gunung, pantai, hotel, dll.
Seru ya?

Hari ini, kami sekeluarga sedang ada di Magetan, kami berencana pergi camping. Aku sendiri sudah berlari memberitahu Mas Mifzal soal ini, aku jelaskan maksud kedatanganku, tapi kelihatannya ia tidak peduli, ya sudah.
Meski tak peduli, sebenarnya aku tahu ia antusias.

Siangnya sehabis sholat dzuhur, kami berangkat. Kami semua menaiki mobil yang sama, artinya 7 orang dalam 1 mobil. Kami tak keberatan, karena sebenarnya memang mobil kami sering dinaiki banyak anggota keluarga. Aku hiraukan obrolan tentang bisnis ayam mereka*, semua samar-samar hingga aku tertidur.

*PT. MAFI (Mitra Asmoro Farm Imdonesia)

Aku tidak tahu berapa jam perjalanan, tapi yang aku tahu saat aku membuka mataku mobil kami sudah parkir di suatu tempat.
Aku lekas mengucek mata, cepat-cepat turun dari mobil, tidak mau keduluan sepupuku. Aku cepat menghirup udara segar, hmm. Kebetulan kami camping di Hutan Pinus Sarangan.

Hutan ini penuh dengan pohon pinus sesuai dengan namanya, terkadang kami bermain bola menggunakan buah pinus itu, udaranya segar meski banyak kendaraan karena terletak di puncak.

Sepupuku yang paling besar (Mas Mukhlis) sudah bergegas mencari lokasi untuk mendirikan tenda, ayah sibuk dengan barang-barang bawaan, bunda sedang membayar tiket untuk camping 1 malam, Mas Mifzal tidak jelas foto-foto. Aku? Ikut mencari lokasi untuk mendirikan tenda dengan sepupuku.
Enak kali ya, jalan-jalan di hutan. Itu yang aku pikirkan.

Perlu kalian ketahui, ini adalah ke-2 kalinya kami camping di HPS. Jadi aku tidak terlalu mengikuti arah sepupuku, aku sedang kembali liar-liarnya di outdoor.


Akhirnya semua sudah berkumpul lagi, barang sudah dibawa, tiket sudah ada, lokasi camping sudah ditentukan, foto-foto su-. Ah, foto nanti saja.
Foto adalah cara untuk menyimpan memori, tapi saat sedang menikmati alam seperti ini, tak jarang aku mendengus sebal saat diajak berfoto, aku coba tersenyum semanis mungkin. Tapi saat foto sudah diambil, bibir sudah diturunkan, bibirku melengkung ke atas tanda aku suka hasil jepretan kamera.

Kami segera mendirikan tenda di lokasi yang sudah ditentukan, sudah disewa 2 tenda untuk kami, sebenarnya juga ada 1 tenda yang kami bawa.
1 tenda sewa akan aku pakai dengan keluarga, 1 tenda sewa lainnya dipakai Mas Mukhlis dan Mbak Ulfa, sementara 1 tenda yang kami bawa akan ditempati Mas Mifzal.

Kebetulan sudah mulai sore, kami istirahat sejenak setelah mendirikan tenda. Ada balok balok kayu (sengaja dipasang), otomatis kami langsung duduk disitu. Sebenarnya karpet di sekitar tenda sudah dipasang, Mas Mukhlis dan Mbak Ulfa duduk di karpet entah bicarakan apa. Mas Mifzal duduk di balok kayu, tak lama berselang ia duduk, aku menjerit tertahan. Mas Mifzal buru-buru bangkit dari duduknya.

"Iii,, iii,,"
"Apa itu?!"

-BERSAMBUNG-







A Place Where I Keep My Memories

Heyyo my new blog!

"I don't know where i want to journal"

"Where do i save my vacation experiences?"

Eits, now i don't have to worry about losing the memory of my life, because now i have an online journal or what is commonly called a 'blog'.

Pals, now I want to tell a little about myself.
Actually it's already in the profile, but that's ok.

I'm from Indonesia, I really love bakso (bakso is a food in Indonesia).
Just an ordinary 12 years old girl, I'm in 6th grade now.
Who love reading? me too. Who love traveling? same here.

Ok, that was a little about myself.
To get to know more closerly, please email
safasmoro@gmail.com

Well, i think that's enough.
See you soon pals on my next blog.

-Safa Emira


PS : On my next blog, i will use Indonesian.


My Treasure

                    I’m a K-Popers                For now, I’m a TEUME                  Entah sudah berapa grup K-Pop yang aku stan, p...